Laman

Jumat, 23 Desember 2016

Analisis Jurnal Tenaga Kerja Anak

TUGAS TERSTRUKTUR
          ANALISIS JURNAL TENAGA KERJA WANITA DAN ANAK         
“Pengaruh Kondisi Sosial dan Ekonomi Keluarga  Terhadap Motivasi Pekerja Anak dalam membantu Keluarga di Kabupaten Cirebon,Jawa Barat”





Disusun oleh  :
Nafiah Nuzul Fajriyati
I1A015047



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016







1.      Identitas Jurnal
A.  Judul Jurnal :Pengaruh Kondisi Sosial dan Ekonomi Keluarga
Terhadap Motivasi Pekerja Anak dalam membantu Keluarga di Kabupaten Cirebon,Jawa Barat
B.  Pengarang   : Nunung Nurwati
C.  Edisi           : Vol. 10, No. 2, Juli 2008 : 112 – 121





2.      Latar Belakang
Anak merupakan penerus bangsa yang akan menjadi pemeran utama dalam mengisi pembangunan di masa mendatang, oleh karena itu mereka harus mempersiapkan diri untuk menyongsong masa depan yang lebih baik menjadi sangat penting. Pendidikan dan kesehatan merupakan hal penting yang harus mereka terima sebagai bekal untuk menghadapi masa depan agar lebih baik.
 Anak-anak yang bekerja untuk mendapatkan upah, apalagi jika anak tersebut tidak sekolah pasti akan kehilangan masa bermain dan juga sulit  mencapai masa depan yang lebih baik. Hal ini akan menjadi lebih buruk apabila anak-anak tersebut bekerja pada sektor yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa. Pekerjaan tersebut bisa jadi dapat menggangu kesehatan, mental dan jiwa anak tersebut. Pekerja anak tidak hanya di negara-negara berkembang saja tetapi di negara maju juga, tetapi jumlah pekerja anak di negara berkembang lebih banyak dibandingkan dengan negara maju. Di negara maju yang telah lama mengalami industrialisasi dan mencapai kesejahteraan  sosial ekonomi yang tinggi belum sepenuhnya terbebas dari pekerja anak. Hasil data dari ILO pada tahun 2000 memperkirakan 250 juta diseluruh dunia terpaksa bekerja. Tingginya jumlah pekerja anak sangat berkaitanya dengan kemiskinan yang dialami negara tersebut dan jumlah pendapatan nasional, artinya jika pendapatan nasional rendah maka menyebabkan pekerja anak di negara tersebut lebih banyak.
 Banyaknya pekerja anak erat kaitanya dengan kemiskinan yang diamali oleh keluarga. Beberapa faktor yang menyebabkan anak bekerja yaitu; pertama jumlah anak dalam rumah tangga menjadi faktor yang potensial karena semakin banyak anak dalam keluarga akan mengurangi partisipasi sekolah anak-anak dan mengurangi investasi orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya. Dengan kata lain semakin banyak onggota keluarga anak meningkatkan  risiko anak-anak untuk bekerja.
Faktor penentu kedua yaitu banyaknya anak-anak yang sudah ditarik kelapangann kerja dan orangtua mengijinkan anak-anak untuk masuk sektor merupakn strategi agar tidak berhentinya perekonomian dalam keluarga dan tambahan pemasukan karena biasanya keluarga miskin tidak memiliki aset  yang dapat dijual.
Faktor penentu ketiga ,yaitu struktur pasar kerja yang berkaitan dengan pengupahan. Pengusaha biasanya lebih suka dalam jenis pekerjaan tertentu dilakukan oleh pekerja anak karena pengupahan yang lebih fleksibel.
Faktor penentu yang terakhir yaitu peran teknologi. Pada dasarnya teknologi dapat mengurangi jumlah pekerja anak, tetapi disisi lain teknologi dapat mendorong pekerja anak, misalnya untuk menekan pengeluaran perusahan,yaitu menyerahkan proses produksi kepada penduduk untuk dikerjakan dirumah dan biasanya dikerjakan  anak-anak perempuan. Hal yang paling kuat mendorong anak-anak kedalam lingkungan pekerjaan adalah eksploitasi dari kemiskinan, tetapi kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor. Salah satu faktor lain yaitu pendeknya pemikiran orang tua akibat rendahnya pendidikan. Tampaknya kemiskinan memiliki dampak yang sangat besar dan berantai terhadap anak yang masih dalam kandungan sampai bersaing di pasar kerja.
Pada tahun 2002 pemerintah menetapkan UU Nomor 23 tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak, berdasarkan peraturan yang ada sekarang ini, usia minumum pekerja anak adalah 15 tahun dan pekerja anak tidak diperbolehkan bekerja dalam jenis-jenis pekerjaan yang membahayakan kesehatan anak. Pekerja anak seringkali mengerjakan pekerjaan yang menghambat perkembanganya misalnya jam kerja yang terlalu lama, sring meghirup zat-zat kimia, cenderung serin diperlakukan salah, rentan terhadap eksploitasi, serta pekerja anak tidak dapat mengembangkan diri secara fisik, mental dan intelektual.
Berdasarkan hasil survei pekerja anak usia 10-14 tahun yang bekerja selama periode 2000-2003 jumlahnya telah mengalami penurunan yaitu dari 104.839 orang menjadi 64.563 orang. Adapun yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi sosial dan ekonomi keluarga mempengaruhi motivasi pekerja anak dalam kontribusinya bagi keluarga. Penelitan ini dilakukan didaerah pedesaan kabupaten Cirebon.         
3.      Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei yang digunakan adalah explanatory survei atau confirmatory. Analisa dan interpretasi data dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Analisa dan interpretasi kualitatif dilakukan secara deskriptif sedangkan analisa dan interpretasi kuantitatif menggunakan teknik statistik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan  yaitu wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan dan observasi.  Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang berumur kurang dari 18 tahun yang sedang bekerja di sektor industri (sektor formal) atau home industry. Data yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cirebon sampai dengan Desember tahun 2006 jumlah pekerja anak adalah sebanyak 488 orang, jumlah sampel yang diambil sebanyak 165 pekerja anak.  Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive dengan pertimbangan; di daerah tersebut  jumlah pekerja anak lebih banyak daripada desa-desa lainnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka lokasi penelitian ini mengambil 7 wilayah kecamatan yakni; Kecamatan Plered, Weru, Depok, Tengah Tani, Duku Puntang, Palimanan, dan Mundu. Dengan pertimbangan yang sama, dari masing-masing kecamatan tersebut ditentukan dua desa.
4.      Hasil dan Pembahasan
Hasil observasi menemukan rata-rata pekerja anak bekerja selama 7,72 jam per hari. Mereka bekerja 6 hari per minggu. Menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa anak tidak boleh bekerja lebih dari 4 jam per hari dan tidak boleh mempekerjakan anak pada kegiatan/pekerjaan yang membahayakan. Bila merujuk ke Undang-undang tersebut dapat dikatakan bahwa pengusaha yang telah mempekerjakan pekerja anak lebih dari 4 jam perhari telah melangar UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 
Pekerja anak menerima  upah  Rp. 63,968 per minggu, ini sangat jauh dibawah standar upah minimum. Upah minimum Kabupaten Cirebon berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat No 561/KEP,1020/Bangsos 2006 yaitu sebesar Rp. 600,000 per bulan. Padahal sebagian anak merupakan tulang punggung keluarga.
Hasil perhitungan statistik diketahui besaran pengaruh kondisi sosial dan ekonomi terhadap motivasi pekerja dalam memberikan bantuan untuk keluarga, sebagai berikut;
a.       Pengaruh kondisi sosial keluarga berdasarkan penilaian atau sikap pekerja anak mengenai  status sosial orang tua, pendidikan orang tua dan mata pencaharian orang tua. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus  regresi linier diperoleh nilai koefisien determinasi multiple (R2yx1) atau nilai total pengaruh simultan aspek sosial terhadap motivasi sebesar 0,281 (28,1 persen) sedangkan faktor lain (epsilon) sebesar 71,9 persen. Untuk melihat besaran pengaruh dari masing-masing indikator dalam dimensi kondisi sosial keluarga terhadap variabel motivasi dilakukan  penghitungan secara parsial, hasil penghitungan menunjukkan bahwa pengaruh paling besar terhadap motivasi pekerja anak adalah dari variabel latar belakang pendidikan kepala keluarga (ayah) yaitu sebesar 23,1 persen, kemudian diikuti kedudukan status sosial orang tua (kepala keluarga) sebesar 13,4 persen, dan mata pencaharian orang tua sebesar 19,1 persen. Angka ini memberi makna bahwa penilaian atau sikap pekerja anak mengenai latar belakang pendidikan ayahnya memiliki pengaruh yang cukup dominan terhadap motivasi pekerja dalam memberikan bantuan untuk keluarga.
b.      Pengaruh Kondisi Ekonomi Keluarga terhadap Motivasi Peker-ja Anak. Kondisi ekonomi keluarga merupakan bagian integral dari kondisi sosial ekonomi yang dimanifestasikan dalam bentuk penilaian atau sikap pekerja anak mengenai; (1) kecukupan pendapatan bagi kehidupan keluarga, (2) beban tanggungan keluarga. Berdasarkan perhitungan koefisien determinansi dari analisis jalur, pengaruh kondisi ekonomi terhadap motivasi pekerja anak dalam membantu keluarga sebesar 34,1 persen, sedangkan faktor lain sebesar 65,9 persen.  Selanjutnya,  hasil penghitungan dengan menggunakan regresi linier multiple diketahui besaran dari masing-masing indikator kecukupan pendapatan dan beban tanggungan keluarga. Ternyata motivasi pekerja anak dalam berkontribusi bagi orang tua lebih banyak dipengaruhi oleh penilaian yang dilakukannya tentang pengeluaran keluarga sebesar 17,4 persen, sedangkan pengaruh beban tanggungan keluarga terhadap motivasi berkontribusi sebesar 17,3 persen. Selanjutnya, hasil penghitungan dengan menggunakan regresi linier multiple diketahui besaran dari masing-masing indikator tersebut dan hasilnya sama seperti menggunakan reggresi linier yaitu 17,4 persen dan 17,3 persen. Keduanya menunjukkan perbedaan yang sangat kecil. Hal ini dimungkinan karena kehidupan keluarga pekerja anak di daerah penelitian sangat transparan terhadap anak-anaknya, fakta di lapangan menemukan bahwa permasalahan atau kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh keluarga akan diketahui anak, sehingga anak di daerah penelitian terlihat lebih ”matang” (dewasa) dibandingkan dengan anak seusianya yang tinggal di daerah perkotaan dengan kondisi sosial yang lebih tinggi. Apabila dibandingkan dengan dimensi sosial ternyata dimensi ekonomi lebih dominan pengaruhnya. Artinya kondisi ekonomi keluarga yang tergolong miskin telah menjadikan anak-anaknya sebagai pekerja bahkan diantaranya merupakan tulang punggung  keluarga.
5.      Kesimpulan
a.       Kondisi sosial keluarga mempengaruhi motivasi pekerja anak dalam kontribusinya pada keluarga. Derajat pengaruh persepsi pekerja anak mengenai pendidikan kepala keluarga lebih kuat dibandingkan dengan derajat pengaruh indikator lainnya (status sosial keluarga dalam struktur masyarakat setempat, dan mata pencaharian orang tua). Sebagian besar pendidikan kepala keluarga rendah (sekolah dasar), sehingga kurang memiliki apresiasi terhadap pendidikan anak. Anak akan dibiarkan untuk menentukan akan tetap sekolah atau berhenti sekolah dan memilih bekerja. Dengan demikian pendidikan kepala keluarga berpengaruh pada motivasi pekerja anak. 
b.      Hasil penelitian menunjukkan kondisi ekonomi keluarga pengaruhnya lebih dominan dari kondisi sosial terhadap motivasi pekerja anak dalam berkontribusi bagi keluarga. Kondisi ekonomi keluarga yang diaplikasikan ke dalam bentuk  penafsiran atau penilaian yang dilakukan oleh pekerja anak mengenai pendapatan dan beban tanggungan keluarga. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui kondisi ekonomi mempengaruhi kontribusi yang dilakukan oleh pekerja anak dalam upaya membantu keluarga. Beban tanggungan keluarga memiliki pengaruh lebih besar daripada pendapatan (identik dengan pengeluaran). Secara umum kehidupan keluarga dengan kondisi sosial dan ekonomi rendah yang tinggal di pedesaan lebih transparan dalam hal mengemukakan keadaan keluarganya. Dalam keluarga semacam ini hampir tidak ada privacy sehingga anak akan mudah mengetahui keadaan kehidupan orang tuanya. Umumnya pekerja anak berasal dari keluarga miskin, dengan demikian pemicu anak bekerja karena kemiskinan.
6.      Kelebihan Jurnal
a.       Isi jurnal singkat, jelas dan mudah dimengerti
b.      Penggunaan kata yang tepat dan baku serta memperhatikan kerapihan dalam penulisan
c.       Sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah atau jurnal
7.      Kekurangan Jurnal
a.       Jurnal tidak terdapat saran
b.      Metode dan hasil penelitian tidak dijabarkan secara jelas
c.       Daftar pustaka yang digunakan terlalu sedikit

DAFTAR PUSTAKA
Basu, K. 1999. Child labor: Cause, Consequence and Cure, with Remarks on International Labor Standards. Journal of Economic Literature 37(3): 1083 - 1119.
Bellamy, Carol. 1997. Laporan Situasi Anak-anak di Dunia 1997. Jakarta: Unicef.
Grootaert, C and R. Kanbur. 1995. Child Labour: An Economic Perspective in International Labour Review, No. 2 Vol 134.
Irwanto. 1999. Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus: Analisis Situasi. Jakarta:  PKPM Atma Jaya. 
Kerlinger, F N. 1973. Foundation of Behavioral Research. 2 nd ed. Holt Rinchart and Witston. 
Seacombe, K. 2000. Family in Poverty in The 1990s: Trends, Causes, Consequences and Lessons Learned. Jounal of Marriage and The Families. Vol. 62 No 4.
White, Ben. 1994. Children, Work, and Child Labour; Changing Response to The Employmentt of Children. Inaugural Address Delivered on 16 June 1994 as Professor of Rural Sosiology at The Institute of Social Studies, The Hague, Netherlands. 
Wiyono, Nur Hadi. 2001. Pekerja Anak di Indonesia : Tinjauan Teoritis dan Empiris. Dalam Warta Demografi Tahun ke 31 Nomor 4 Tahun 2001. Jakarta: Lembaga Demografi Universitas Indonesia.




0 komentar:

Posting Komentar