TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI PENYAKIT
Disusun
Oleh :
Kelompok 5
Kelas A
Menry
Sihotang G1B013014
Fuandho
Alfatihana P G1B013029
Nanda Eka
Putri G1B014011
Rafita Nur
Afifah I1A015022
Nur
Afiyani I1A015029
Nafiah Nuzul
Fajriyati I1A015047
Oktovany Agmal
Armanda I1A015083
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Epidemiologi
merupakan disiplin ilmu inti dari ilmu kesehatan masyarakat (public health).
Profesor Sally Blakley dalam kuliah pengantar epidemiologi pada Tulane School
of Public Health and Tropical Medicine, New Orleans, pada 1990 menyebut
epidemiologi ”the mother science of public health”(Blakley, 1990). Kesehatan
masyarakat bertujuan melindungi, memelihara, memulihkan, dan meningkatkan
kesehatan populasi. Sedang epidemiologi memberikan kontribusinya dengan
mendeskripsikan distribusi penyakit pada populasi, meneliti paparan faktor
-faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya perbedaan distribusi
penyakit tersebut. Pengetahuan tentang penyebab perbedaan distribusi penyakit
selanjutnya digunakan untuk memilih strategi intervensi yang tepat untuk
mencegah dan mengendalikan penyakit pada populasi, dengan cara mengeliminasi,
menghindari, atau mengubah faktor penyebab tersebut.
Persepsi
masyarakat tentang kriteria tubuh sehat atau sakit, sifatnya tidaklah selalu
obyektif. Bahkan banyak unsur subjektif dalam menentukan kondisi tubuh
seseorang. Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit ini dipengaruhi oleh unsur
pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya. Sebagai contohnya indonesia mengacu
pada International Statistical Classification of Diseases disingkat dengan ICD
seperti yang telah ditetapkan dalamSK Menteri Kesehatan RI
No.50/Menkes/SK/I/1998Yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama Klasifikasi
Internasional Penyakit (KIP/10). Dalam ICD tersebut menjelaskan tentang
pengkodean atas penyakit dan tanda-tanda, gejala, temuan-temuan yang abnormal,
keluhan, keadaan sosial dan eksternal yang menyebabkan cedera atau penyakit,
seperti yang diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
diagnosis dan sebutkan jenis-jenis diagnosis penyakit ?
2.
Jelaskan pengertian
definisi kasus dan status kesehatan
3.
Jelaskan tentang
pengklasifikasian penyakit berdasarkan ICD (International Classification Of
Desease).
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian diagnosis dan jenis-jenis
diagnosis penyakit.
2.
Untuk menjelaskan mengenai definisi kasus dan status
kesehatan.
3.
Untuk mengetahui pengklasifikasian
penyakit dengan sistem informasi kesehatan yang di dalamnya mencakup tentang
klasifikasi penyakit yang sering dipakai di Indonesia serta berdasarkan ICD (International Classification Of
Desease).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Diagnosis
Diagnosis
adalah upaya untuk menegakkan atau mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh
seseorang (Ahlbom dalam Bustas, 2002). Sedangkan menurut kamus kesehatan
diagnosis adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau membedakan
satu penyakit atau kondisi dari yang lainnya. penilaian dapat dilakukan melalui
: pemeriksaan fisik, test laboratorium atau sejenisnya, dan dapat dibantu oleh
program komputer yang dirancang untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Proses
diagnostik merupakan perpaduan dari aktivitas intelegtual dan manipulatif.
Diagnosis sendiri didefinisikan sebagai suatu proses penting pemberian nama dan
pengklasifikasian penyakit-penyakit pasien, yang menunjukkan kemungkinan nasib
pasien dan yang mengarahkan pada pengobatan tertentu. Diagnosis sebagaimana
halnya dengan penelitian-penelitian ilmiah, didasarkan atas metode hipotesis.
Metode hipotesis ini menjadikan penyakit-penyakit begitu mudah dikenali hanya
dengan suatu kesimpulan diagnostik (Handayani, 2008).
Diagnostik
dimulai sejak permulaan wawancara medis dan berlangsung selama melakukan
pemeriksaan fisik. Dari diagnosis tersebut akan diperoleh pertanyaan-pertanyaan
yang terarah, perincian pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk menentukan pilihan testserta pemeriksaan
khusus yang akan dikerjakan. Data yang berhasil dihimpun, akan dipertimbangkan
dan diklasifikasikan berdasarkan keluhan-keluhan dari pasien serta hubungannya
terhadap penyakit tertentu. Berdasarkan gejala-gejala dan tanda-tanda yang
dialami oleh penderita, maka penegakan diagnosis akan lebih terpusat pada
bagian-bagian tubuh tertentu. Dengan demikian, penyebab dari gejala-gejala dan
tanda-tanda tersebut dapat diketahui dengan mudah dan akhirnya diperoleh
kesimpulan awal mengenai penyakit tertentu (Friedman,1986).
Untuk
menentukan adanya suatu penyakit dapat dilakukan diagnosis dengan cara :
1.
Anamnesis
Anamnesis adalah keterangan pasien
tentang penyakitnya dan sering merupakan bagian yang paling penting dari
pemeriksaan klinis. Gejala anamnesis diketahui berdasarkan apa yang dirasakan
oleh pasien (hasil observasi subjektif pasien). Contoh : sakit kepala, mual,
sakit perut, lini-linu
Sedangkan menurut Rengganis 2008, keluhan berupa gejala yang dirasakan oleh penderita
atau pasien berdasarkan hasil observasi subjektif pasien terhadap dirinya.
Misalnya anamnesis yang dilakukan pada penderita penyakit Asma Bronkial yaitu
riwayat hidng ingusan atau mampet (rhinitis alergi), mata gatal, batuk yang
serin kambuh (kronik), flu berulang, sakit akibat pergantian musim atau
perubahan cuaca, adanya hambatan beraktivitas karena masalah pernafasan.
Untuk mengetahui anamnesis terdapat 3
tingkat utama yaitu, sebagai berikut ;
a.
Perkenalan singkat
untuk membangun suatu hubungan yang efektif.
b.
Tingkat utama saat
dokter mendengarkan dengan hati-hati cerita pasien.
c.
Dokter menanyakan
hal-hal tertentu untuk memperjelas riwayat penyakit dan untuk mendapatkan
keterangan tentang gejala-gejala yang ada sekarang, kesehatan sebelumnya,
riwayat keluarga dan keadaan sosial
2.
Tanda
Pemeriksaan fisik yaitu hasil pengamatan
obyektif dokter/tenaga kesehatan terhadap keluhan pasien. Berdasarkan apa yang
ditemukan tenaga kesehatan dalam pemeriksaaan. Contoh : panas, edem, memar,
kembung (Entjang, 2000). Berupa hasil pengamatan dokter atau pemeriksaan
kesehatan yang boleh dikatakan merupakan suatu observasi objektif yang
dilakukan terhadap penderita. Misalnya pemeriksaan kesehatan pada penderita
penyakit paru dengan dilakukannya rontgen (Sylvia, 2006).
3.
Pemeriksaan tes
Pemeriksaan testmerupakan pemeriksaan
berupa upaya diagnostik dengan mempergunakan bantuan hasil uji alat-alat
laboratorium atau alat teknik pemeriksaan lainnya. misalnya untuk mengetahui
seseorang pemakai narkoba dengan dilakukannya test urin. Urin tersebut akan
diperiksa secara laboratorium, kemudian akan digunakan sebagai pedoman untuk
mengambil tindakan yang lebih lanjut unruk pengobatan terhadap suatu kelainan
kesehatan (Asmadi, 2008).
Metode diagnosis pada komunitas :
1.
Interview
Metode diagnosis dengan interview yaitu metode yang dilakukan
dengan wawancara terhadap pasien. Wawancara medis adalah bagian terpenting
dalam proses diagnosis karena akan membantu kita dalam membentuk gambaran
tentang penyakit pasien selengkap dan seakurat mungkin. Peranan wawancara medis
dalam proses diagnosis ini adalah untuk memberi informasi dan membantu dokter
mengetahui tentang asal serta riwayat penyakit. Pengertian tentang asal riwayat
penyakit dapat menjadi diagnosis awal, yang selanjutnya mengarah pada
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya yang akan dijalani (Asmadi,
2008).
Selain untuk membantu diagnosis, wawancara medis juga
berperan dalam pengobatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Sebuah wawancara medis dapat menumbuhkan hubungan pasien-dokter menjadi lebih
baik, dan dapat pula meningkatkan motivasi pasien untuk berobat. Secara umum
tujuan dari wawancara medis adalah sebagai berikut (Modul Komunikasi
Pasien-Dokter, 2008).
a.
Problem
Centered Interview (PCI)
PCI
terdiri dari dekskripsi yang terperinci dari keluhan pasien. Ditambah
fakta-fakta yang relevan tentang riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan yang lalu, riwayat
kesehatan keluarga dan riwayat pribadi atau sosial (Basic Four / Fundamental Four). Pada umumnya seorang penderita datang
kepada kita dengan satu atau sejumlah keluhan yang merupakan problem yang harus
dipecahkan. Tugas kita adalah menerjemahkan tugas-tugas tersebut dalam bentuk
penyakit atau diagnosis agar problemnya dapat terselesaikan.
b.
Health
Promotion Interview (HPI)
HPI
bertujuan untuk mendeteksi secara dini penyakit yang belum disadari oleh
penderita atau memberikan keluhan. Selain itu, HPI juga mencegah penyakit dan
mendapatkan data dasar yang mungkin kelak dapat digunakan untuk evaluasi.
1. Observasi lapangan
Metode
observasi lapangan merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara langsung. Observasi ini yaitu metode dengan melakukan
peninjauan lapangan untuk mendapatkan fakta pendukung dalam penelitian.
Misalnya Observasi Kanker Payudara di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta.
Hasil observasi tersebut peneliti menjumpai beberapa penderita kanker payudara
yang sudah parah (Rosenta et.all,
2014).
2. Intervensi/eksperimen
Intervensi
merupakan kegiatan khusus yang dihasilkan dari proses diagnosis dan umpan
balik, praktisi pengembangan organisasi digunakan untuk membawa perubahan.
Tujuan dari intervensi ini meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat
menjalankan fungsinya secara optimal dan untuk meningkatkan kemampuan
klien/komunitas dalam menghadapi masalah kesehatan melalui pencegahan primer,
sekunder dan tersier. Dikatakan juga bahwa intervensi adalah penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan (Budihartono, 1994).
Mengamati suatu masyarakat, tidaklah mudah untuk
mengetahui status kesehatannya (diagnosis status sakit, informasi atau data
yang dipakai terbatas) (Chandra, 1996).
Hal-hal yang
menghambat dalam menegakkan diagnosis adalah sebagai berikut :
a.
Memerlukan waktu.
b.
Faktor biaya yang
mahal.
c.
Adanya penyakit
yang tidak harus memerlukan ketiga prosedur.
d.
Adanya
subjektifitas dan kelemahan dari masing-masing cara (Bustan, 2002).